Sumber: theodysseyonline.com
/ peduli /
Kamu adalah manusia paling siaga dalam mengabadikan diri. Selalu percaya bahwa setiap detail hidup di sekitarmu adalah mahakarya yang wajib dipuji dan disimpan dalam bentuk potret-potret. Setiap matamu berhadapan dengan bola mata kesayanganmu, sebuah senyum mengembang di bibirmu dan juga bibirku. Kadang kaulupa bahwa kau juga sebuah mahakarya, Sayang. Jika kamu masih abai terhadap keindahan dirimu sendiri, biar aku yang memujamu.
/ harapan /
Aku selalu menantimu di bandara untuk memastikan kamu memilih untuk pulang. Kehendakku adalah seluruh doa yang kulayangkan pada Tuhan hinggap terlebih dahulu di telingamu yang berjarak ratusan kilometer dariku. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa di tanah lahirmu ini ada seseorang yang masih menunggumu. Namun, doaku nampaknya masih keluyuran entah ke mana.
/ cinta /
Apa yang kamu tahu tentang cinta? Meninggalkan saat sedang merona?
Sebelum mendefinisikan kata sakral itu, tanya dulu kemauanmu. Memilikinya atau menghargainya?
/ nikmati /
Aku suka melihatmu kala membaca pengisahan Multatuli ditemani secangkir kopi pahit yang masih mengepul. Aku tak tahu mana yang membuatku tergila-gila padamu; kamu yang hanyut bersama buku, bibir gelas yang kaukecup, atau dirimu seutuhnya.
/ labirin /
Kita adalah dua orang insan yang memasuki teka-teki dan memutuskan mencari jalan keluar yang berbeda. Agar lebih cepat, kataku. Akhirnya, kamu mencari jalan keluar dan aku memutuskan untuk terjebak dan hilang diam-diam.
/ lipstick /
Satu-satunya benda yang aku ingin hancurkan adalah cermin di rumahmu. Berani-beraninya ia memperhatikan kamu ketika sedang memerahi bibirmu yang ranum. Tak bisakah kamu bercermin saja di mataku? Atau mataku sudah terlalu riuh oleh masa depanku bersamamu?
/ pendam /
Mama berujar padaku untuk menyimpan cintaku terhadap seseorang. Jangan menyatakan diri sebagai seorang pemuja. Perempuan yang baik adalah dia yang mampu menjaga diri dan membiarkan lelaki bergerak terlebih dahulu. Lama-kelamaan cinta yang kusimpan menjadi tumpukan sampah yang tak tahu tempat untuk berlabuh. Mama tidak tahu jika hatiku akhirnya mati karena petuahnya.
/ rinai /
Aku suka caramu menghabiskan waktu ketika duka bermalam di hatimu. Kamu memilih untuk sendirian di ruangan tak bernyawa dan membiarkan matamu gerimis, melebat, hingga reda. Kamu adalah manusia terpandai dalam merajut senyum walaupun gemuruh masih riuh di hatimu. Seorang serdadu yang enggan pulang sebelum berperang.
/ berani /
Menyentuh telapak tanganmu pun belum, tetapi aku sudah ingin tenggelam di pundakmu. Jatuh cinta memang terkadang nekat dan tak tahu waktu.
/ bermakna /
Lima menit yang lalu aku terpaksa duduk di depanmu karena tak ada lagi kursi kosong di kafe itu. Selama lima menit itu pula kamu tak berhenti menyebutkan kata Berlin, kastil, dan bir. Selebihnya? Aku tidak perlu paham. Aku merasa cukup dengan eksistensimu di depanku.
/ kulit ayam/
Kamu menjelma dari manusia yang mengikhlaskan kulit ayamnya untukku menjadi manusia yang menyantap kulit ayamnya terlebih dahulu.
/ bahaya /
Menetap saja dulu di dalam rumahku. Dunia sedang gaduh dan tak menjanjikan damai sama sekali. Kamu boleh melakukan apa pun di sini. Terlelap, memasak, atau bahkan mengenalku lebih jauh. Terserah kamu. Aku hanya ingin kamu berada di sekitar penglihatanku.
*****
Bagi kalian yang kebingungan dengan maksud tulisan ini, saya menggunakan fitur tanya jawab di cerita Instagram dan meminta pengikut saya menuliskan sebuah kata. Dari kata-kata itu saya membuat rangkaian kalimat seperti yang sudah kalian baca.
Saat idemu sudah mengering, terkadang kita butuh manusia lain untuk mengairi hingga dapat mengalir lagi. Terima kasih sudah membantu saya, Man-teman.
Nyaah pisan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar