Courtesy: Capucine on We Heart It |
"Tuhan menciptakan makhluknya berpasangan,"
Kamu membuka percakapan dengan ayat-Nya.
Berharap aku bisa memaklumi,
lalu memaafkan rubuh yang kaucipta.
Telapak tanganmu menggenggam hatiku.
"Kau tahu mengapa Adam dan Hawa diturunkan ke dunia, kan?"
Kisah buah khuldi pun mengalir dari bibir ranum
yang penuh ukiran ayat dan menyerupai surau.
"Aku kembalikan buah khuldimu."
Aku menimang hatiku yang lambat berdetak.
Kamu melayangkan sumpah
dan merasuki rumahku dengan kidung suci
hasil sepertiga malam.
Nyawa ndak pegi dulu yo.
Sepeninggalanmu, aku oleng tanpa tahlil.
Bebaik amun di rumah.
Kupaksa ruh untuk mendekam.
Tak berkelana mencari nyaman yang kaubentang.
Duh, Bu, apakah rahimmu adalah jahanam?
Atau dunia memang tak sudi firdaus mekar di kakimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar