Creative design from Liberties.eu |
Bandung, 6 Mei 2020
Untuk Ferdian Paleka,
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda yang sudah memantik lagi semangat saya untuk menyuarakan aspirasi. Tiga hari ke belakang adalah masa-masa saya serba ketakutan untuk menuliskan opini ihwal orientasi seksual. Setelah terkena omelan dan beberapa penolakan, saya memutuskan untuk tidak akan membuat tulisan seputar LGBT lagi. Cukup gentar saya dilabeli sebagai pendosa. Namun, kontroversi vlog Anda yang secara iseng membagikan sembako berisi batu dan sampah kepada kaum transpuan dan anak kecil sudah terlalu berlebihan.
Saya tidak sengaja bertemu dengan cuplikan vlog Anda di Twitter. Baru saja beberapa detik video Anda diputar, saya sudah geram dan mengumpat dalam hati. Saking penasaran, saya mengecek vlog lengkapnya di kanal YouTube Anda. Mencelos hati saya ketika melihat lebih dari seribu pengikut Anda yang menyukai konten tersebut. Semakin sedih juga ketika saya melihat jumlah pelanggan kanal Anda yang lebih dari 100.000 orang. Tanpa menyesal sama sekali, saya turut serta melaporkan video Anda kepada pihak YouTube.
Anda menggunakan dalih bulan puasa adalah bulan suci dan seharusnya para transpuan tidak bekerja malam-malam. Anda memperkuat dalih tersebut dengan alasan para transpuan tidak menghiraukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah dicetuskan oleh pemerintah. Sebelum menyampaikan dalih tersebut, Anda pernah berpikir atau tidak ihwal nasib para transpuan di Indonesia itu seperti apa? Bagaimana mereka harus berjuang agar tetap bertahan hidup ketika dunia di sekitarnya menyisihkan mereka? Selama pandemi ini berlangsung, mereka menggantungkan diri pada donasi yang diberikan oleh beberapa pihak. Mereka terpaksa harus beredar malam-alam untuk menyambung hidup. Tidak berempatikah Anda?
Jika memang tujuan Anda adalah memberikan penyadaran ihwal kondisi pandemi saat ini, saya pikir teknik pemberian sembako itu sangat tidak masuk akal. Anda bahkan mengujarkan pernyataan virus korona bertularan melalui waria yang akan sangat berpotensi menambah kebencian masyarakat kepada mereka. Sekadar mengingatkan, Anda juga bahkan tidak menggunakan masker selama berkeliaran mencari mangsa. Bagaimana saya bisa percaya dengan tujuan mulia Anda?
Saya sempat menangis ketika Anda memanggil para transpuan dan memberikan masing-masing satu dus sembako. Saya menangis karena mereka mengucapkan terima kasih, mudah-mudahan banyak rezeki, dan jazakumullah saat menerima pemberian Anda. Perih hati saya. Tidak bisakah Anda mendengarkan suara mereka yang sangat bersyukur mendapatkan dus sembako itu? Bahkan, salah satu transpuan mendoakan semoga Tuhan membalas kebaikan Anda. Manusia yang Anda anggap sebagai sampah masyarakat tersebut mengingat Tuhannya. Anda?
Enggan saya membayangkan patah hati mereka ketika membuka dus yang ternyata hanya berisi batu bata dan sampah saja. Terlalu menyakitkan.
Setelah video Anda mengudara, saya menemukan seorang pendukung Anda yang mengunggah video berisi penghinaan berbalut religi terhadap transpuan. Kini video tersebut sudah hilang dari kanal YouTube-nya. Apa yang ia nyatakan dalam video tersebut? Bahwa perlakuan Anda itu tidak salah sama sekali. Dalam Islam yang ia percayai, LGBT layak untuk dibunuh dan kelakuan Anda yang iseng itu dinilai sesuatu yang bukan masalah.
Secara implisit, pengikut Anda ini bahkan membedakan manusia menjadi a) orang biasa dan b) LGBT. Seolah-olah LGBT adalah makhluk tak normal yang perlu dipisahkan klasifikasinya dengan manusia non-LGBT. Dukungan mereka terhadap perilaku Anda semata-mata karena LGBT dipandang sebagai manusia yang melanggar aturan agama dan mampu mendatangkan azab bagi negeri ini.
Video pendukung Anda tersebut adalah bukti kekuatan kanal Youtube untuk menggiring opini masyarakat dan menyulut kebencian terhadap kaum minoritas. Beruntung sekali saya menemukan banyak teman yang satu pemikiran dan berani melaporkan video Anda.
Ferdian Paleka dan pengikutnya, semoga kalian tidak terlalu pengecut untuk melaporkan diri ke pihak kepolisian. Takutnya rasa kecut Anda itu menjadi azab bagi kami yang cinta damai. Ramadan adalah bulan suci dan sudah seharusnya kita semua beribadah, kan? Begitu kata Anda, kan? Nah, mengakui kesalahan adalah bentuk dari pernyataan bakti kepada Tuhan. Menyerahlah dan meminta maaf kepada para transpuan serta anak-anak yang sudah Anda permainkan.
Ferdian Paleka dan pengikutnya, saya akan setia menunggu berita penyerahan diri kalian ditayangkan di mana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar