Selasa, 29 Juni 2021

Daftar Putar untuk Menemani Isolasi Mandiri

Patrisha on Pavim


Nyaris empat belas hari saya diam di rumah. Sebagai orang yang tidak bisa diam di satu titik terus-menerus, saya merasa bosan. Biasanya, saya menghabiskan waktu dengan tidur, makan, panggilan video bersama teman, dan menonton apa pun yang ada di teve. Sering kali saya menonton dan menertawakan plot-plot sinetron atau film televisi yang luar biasa lucu dan penuh kejutan.

Namun, saya pun kerap bosan dan kembali ke hal yang paling saya suka dan selalu memberikan ketenangan; musik. Saya menemukan banyak lagu yang nyaman di telinga. Mulai dari tarikan-tarikan suara Ben Platt yang aduhai, bisikannya Nadin, sampai alunan nada Nosstress yang mendayu. Nah, mari saya perlihatkan sepuluh lagu yang terus diputar selama saya mengisolasi diri.

  • Ben Platt - Imagine
  • Ariana Grande - pov
  • Rifan Kalbuadi - 5207
  • Nadin Amizah - hormat kepada angin
  • Lorde - Solar Power
  • Vance Joy - Missing Piece
  • Nosstress - Terima Kasih
  • Ben Platt - You and I (From Born This Way Reimagined)
  • Ardhito Pramono - Life Could Be Amazing
  • Tom Odell - lose you again
Untuk kamu yang sedang isolasi mandiri, lekas membaik. Lakukan aktivitas menyenangkan yang bisa membuat kamu senyum dan semangat dalam menjalani isolasi. Mungkin, lagu-lagu tadi bisa ikut menemani?

Rahayu!

Mengenang Masa Kecil

Hak milik Alyssa Valentine


Isolasi mandiri membuat saya lebih rajin membuka YouTube. Saya menonton banyak video, mulai dari konten penuh gidiknya Nessie Judge sampai dengan kompilasi video lucu dari Tiktok. Satu waktu, saya menyimak wawancara Ben Platt dan Lucy Boynton di saluran Heatworld. Ben dan Lucy menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai masa kecil mereka. Terbersitlah dalam benak saya untuk melakukan hal yang sama di Rinumangsa; menanyakan kelakuan diri saat masih duduk di bangku sekolah.

Selamat terpukau dengan  pengalaman masa kecil saya yang... nilai saja sendiri.

Siapa selebritas yang kamu kagumi sewaktu muda?

Cinta Laura. Dulu saya kagum banget dengan kemampuannya berbahasa Inggris dan bengong mendengar akses bahasa Indonesianya. Sampai saya menyimpulkan bahwa semakin kita lancar berbahasa Inggris, semakin aneh pula kita melafalkan kata-kata berbahasa Indonesia. Saya menjadikan itu patokan pas belajar bahasa Inggris. Kalau aksen bahasa Indonesia saya masih biasa, berarti bahasa Inggris saya belum selancar Cinta Laura.

Padahal entah di mana korelasinya.

Saya masih mengagumi Cinta Laura hingga kini. Namun, alasannya sudah berubah haluan.

Apa mata pelajaran yang paling kamu tidak bisa?

Pendidikan Jasmani. Saya paling tidak suka dengan aktivitas fisik yang berlebihan dan Penjas menuntut saya melakukan banyak pergerakan. Kalau sebatas senam, saya masih bisa berpartisipasi dengan baik. Namun, saya tidak bisa mengikuti kalau saya harus banyak bergerak dan juga dituntut untuk mengingat berbagai teknik. Misalnya, saya harus berlari kencang sembari mengingat bagaimana cara menendang bola yang baik. Otak saya agak lambat memproses teknik-teknik itu saat harus bergerak secara intens. Walhasil, selalu dijadikan contoh buruk sama guru olahraga.

"Lihat, nih. Tendangan Zain itu salah karena...."

"Jangan kayak Zain. Posisi tangannya salah sewaktu servis."

Olahraga itu penting, tetapi kita tidak wajib menguasai semua teknik dalam berolahraga. Kan? Iya, kan?

Apa nama panggilan kamu sewaktu kecil?

Selalu berawalan J. Jain, Jen, Jenal, Jainal.

Apa hal gaul yang kamu kuasai saat masih remaja?

Bahasa P. Ada yang masih ingat?

Ipinipi lopoh, kapalapaupu kapamupu ngopomopong tapapipi japadipi kapayapa gipinipi.

Berasa jadi siswa tergaul dan masuk peradaban modern.

Kira-kira, apa yang bakal dikatakan kamu versi 16 tahun kepada kamu yang sekarang?

"Ah, kamu masih hidup?"

Ada banyak hal dalam masa remaja yang saya rasa terlalu parah dan menyakitkan. Bukan hanya fisik, tetapi urusan psikis juga. Saya merasa saya versi 16 tahun akan merasa terkejut dan kagum karena saya masih bisa berjuang sampai titik ini. Terima kasih untuk orang-orang di hidup saya yang, tanpa mereka sadari, telah menjadi alasan untuk bertahan dan melanjutkan perjalanan.

Semuanya akan membaik, Dik. Kalau bukan sekarang, sebentar lagi. Mohon bertahan.

Bagaimana pengalaman kencan yang paling kamu ingat?

Saya mulai berpacaran saat SMA kelas 11. Apakah saya pacar yang baik? Sayangnya tidak. Kayaknya, mantan saya adalah orang tersabar dalam menghadapi makhluk tak acuh ini. Saking saya jarang sekali mengobrol dengan mantan saya, ia pun memberikan sebuah buku. Dia ingin saya menuliskan apa yang saya rasakan, lakukan, dan rencanakan di buku itu. Tujuannya satu; agar ia tahu keinginan pacarnya itu apa. Namun, saya jarang mengisi buku itu sampai ia harus terus mengingatkan. Saya lebih sering memilih latihan debat, mengerjakan LKS, dan mempersiapkan lomba daripada menghabiskan waktu dengannya.

Kalau kamu baca ini, saya ucapkan permohonan maaf lagi. Kamu hebat. Aku terlampau keparat.

Apa acara teve yang kamu sukai?

Indonesian Idol, Akademi Fantasi, Idola Cilik.

Apa aroma parfum yang kamu gemari?

Parfum yang harganya didiskon oleh pihak swalayan. Paling sering beli Gatsby dan Eskulin.

Namun, pertama kali suka aroma parfum pas ayah saya membelikan satu botol Hugo Boss. Entah jenis yang mana. Kata Ayah, aromanya cocok buat saya. Begitu pun anggapan saya.

Saya merasa jadi makhluk paling tampan di sekolah. 

Apa hal memalukan yang pernah kamu lakukan?

Mengikuti lomba karaoke antar-RW dalam rangka memperingati HUT RI. Apakah suara saya memalukan? Tentu saja, suara saya sumbang di banyak bagian. Saya menyanyikan lagu Ayat-ayat Cinta dengan (terlalu) penuh penghayatan. Bisa menebak pakaian yang saya kenakan? Kaus merah, celana panjang hitam, dan dilapis celana pendek putih. Saya ulangi, ya. Celana panjang hitam dan dilapis celana pendek putih.

Suara sumbang, ekspresi berlebihan, dan pilihan pakaian nyentrik dan tidak menarik? Tentu saja, saya tidak menang.

Apa pesan yang ingin kamu sampaikan kepada kamu versi 16 tahun?

Jadi diri sendiri. Selalu.