Jumat, 25 Februari 2022

here lies a soldier who lost his battles

i am a soldier, still in the middle of a war, and already lose half of my soul.

i will collect every pieces to remind myself that it was real.

the protection you gave,

the bomb you exploded,

this weak heart of mine who easily giving up.

but,

nothing was fake.

at least, that is what my mind said.

so these are the pieces, the proves


after a long walk

one fine day

you with your waffle, me with my pancake

before the long walk

these trees are tall, just like you.

we said we will camp one day

holding hands, with you


Rabu, 23 Februari 2022

Surat Pendek sebagai Upah atas Jarak Raga Kita

Sumber: Jingfenwhu di Pinterest


Jakarta, 20 Februari 2022

Iya, surat ini tentu saja untukmu. Surat kedua yang ayah tulis setelah bertahun-tahun lalu sempat menyapamu. Semoga kamu telah berevolusi menjadi orang paling baik dalam sejarah hidup manusia yang pernah ada.  Sebelum kaubaca tulisan ini, pastikan kamu kembali ke tulisan pertama. Bernostalgialah dengan pesan-pesan yang ayah buat untukmu dulu. Tertawakanlah semua kesalahan berbahasa yang ada di sana. Ayah kerja jadi guru Bahasa Indonesia, tapi banyak salah nulisnya, benakmu pasti memikirkan itu. Inilah alibi ayah; hidup adalah tempat belajar. Hehe

Bagaimana kehidupanmu sekarang, Nak? Apakah semuanya sedang baik-baik saja? Sengaja ayah tebalkan kata 'sedang' agar kauingat bahwa tidak selamanya kehidupan berjalan dengan baik. Adakala hidup perlu tidak baik-baik saja untuk mengajarkanmu sesuatu. Bertahanlah pada masa itu, jangan putus harapan. Ayah harap surat ini bisa menemani, khususnya ketika kamu merasa lelah dan butuh pelukan. Anakku sayang, semoga kata-kata ini menghangatkan.

1.Jika saat ini kamu sedang berkelana, jangan lupa untuk pulang. Rumah adalah titik akhir dari tiap perjalanan. Kembalilah sejenak untuk sekadar melepas lelah, rindu, dan seluruh rasa yang bermukim di hatimu. Orang-orang di rumah sudah pasti berharap dapat bertemu denganmu. Atau datanglah ke rumah untuk bertemu dengan semua kenangan bersama ayah. Di rumah, raga kita tidak pernah terpisah jarak. Memori kita akan selalu hidup di sana. Jadi, kembalilah ke rumah ya, Nak.

2. Untuk setiap lakumu yang menyakiti orang lain, sampaikanlah permohonan maaf. Kamu dan hatimu selalu tahu kapan kata-kata yang kauucap menyebabkan sakit dalam hati seseorang. Sekuat apa pun kamu mengelak, sekeras apa pun kamu berdalih. Hatimu akan selalu sadar. Jangan pernah ragu dan takut untuk meminta maaf.

3. Semakin kamu beranjak dewasa, semakin kamu malu untuk meluapkan emosi di hadapan banyak orang. Dulu, kamu tidak pernah ragu untuk menangis di perjalanan pulang dari sekolah karena orang-orang mengejek apa pun yang kamu percaya. Sekarang? Ayah ragu kamu masih bisa melakukannya. Namun, satu hal yang kamu patut tahu; kamu masih boleh menangis di tempat yang tepat. Mendungkan air mata itu di pelupukmu dahulu, lalu hujankanlah di titik yang benar. Kamu sudah dewasa dan tentu tahu apa maksud ayah.

4. Simpan teknologimu untuk sejenak, Nak. Ayah tidak tahu seberapa cepat alat komunikasi berkembang pada masa kamu membaca surat ini. Namun, secanggih apa pun itu, tetap hargai siapa pun yang ada di hadapanmu. Tatap mereka saat berbicara. Kamu pun suka saat orang lain memperhatikan ujaranmu, kan? Begitu pun orang lain. Apakah ayah sekarang terdengar seperti bapak-bapak menyebalkan yang antiteknologi? 

5. Kamu mungkin mulai merasa lingkaran persahabatanmu semakin menyempit. Teman-teman menjauhimu. Mereka sudah tidak peduli dengan apa pun yang kamu lakukan. Nak, persahabatanmu memang akan semakin sempit. Hanya orang-orang terdekat yang intens berkomunikasi denganmu. Itu sesuatu yang normal. Kehidupan, baik milikmu maupun temanmu,  terus berjalan. Siapa pun yang sekarang berada dalam lingkaran persahabatanmu, perlakukan sebaik mungkin. Jadilah sahabat paling baik yang pernah mereka miliki. Namun, jika satu waktu mereka perlu merenggang, berikan mereka ruang. Dan itu bukan kesalahanmu.

6. Ayah sayang kamu. Akan dan selalu begitu. 

Daftar kata-kata ayah untukmu tidak akan pernah habis. Ayah akan terus menyuratimu agar kamu tidak merasa kesepian. Surat pendek ini adalah upah bagi raga kita yang berjarak. 

Memiliki kamu sebagai anak adalah hal paling hebat yang pernah terjadi dalam hidup ayah. Ayah menyukai tiap detik dalam hidup ini bersama kamu. Bahagialah selalu. 

Salam sayang,


Ayah


n.b. Jangan lupa minum air putih yang banyak.