Minggu, 15 Desember 2019

Terima kasih, 2019!

Sumber: thenletitbe.tumblr.com

Jika saya diminta untuk mendeskripsikan 2019, saya akan mengatakan bahwa tahun ini adalah hasil penggabungan seluruh emosi. Saya meyakini bahwa setiap tahun akan menghadirkan sebuah tantangan tersendiri dengan proses mendewasakan yang berbeda. Namun, saya tidak percaya 2019 akan menyuguhkan sebuah hantaman pengalaman hidup yang cukup keras dan saya menikmati semuanya.

Ada banyak hal yang terjadi pada 2019 dan semuanya memiliki porsi masing-masing dalam menghiasi kehidupan saya. Ada yang menyakiti, ada yang membahagiakan. Ada yang menciptakan air mata, ada yang mengukir senyuman. Ada yang membuat saya minum pil tidur, ada pula yang membuat saya minum kopi dengan dosis tinggi. Semuanya sama saja; membuat saya sadar betapa hidup ini selalu baik dan memberikan sebuah pembelajaran yang tidak ternilai.

Seperti biasa, saya ingin mengapresiasi hal-hal dan pribadi-pribadi yang membantu saya bermetamorfosis ke dalam bentuk yang lebih matang.

Duta Bahasa
Semenjak kepulangan saya dari Australia, saya memilih untuk aktif kembali di duta bahasa. Kembali ke rumah yang sangat ingin dikunjungi selama saya di Warrnambool. Keputusan ini sangatlah tepat karena proses belajar di sini sangatlah berbasis kekeluargaan. Saya merasa manajemen organisasi saya jauh lebih baik daripada sebelumnya dan semuanya karena duta bahasa. Terima kasih untuk seluruh orang-orang di dalamnya yang sudah mau menerima, mengajarkan, mendampingi, dan memberikan masukan kepada saya. Untuk semua julid yang dilontarkan dan senyum yang disebarkan, saya ucapkan terima kasih!

Sing to Me Instead-nya Ben Platt
Nonmanusia, memang. Album perdana Ben yang dirilis pada Maret 2019 ini menemani perjalanan hidup saya sepanjang tahun ini. Nyaris seluruh lagu di dalamnya memotret kehidupan saya dengan sangat baik. Serasa Ben menyanyikan lagu tersebut hanya untuk saya. Menarasikan kehidupan saya dengan suaranya yang luar biasa merdu. Terima kaish, Ben!

You won't be the only one.
I am unfinished, I've got so much left to learn.
I don't know how this river runs.
But I'd like the company through every twist and turn.

Rinumangsa
Saya bersyukur bisa mempertahankan blog ini ketika seluruh pengalaman blog saya tidak pernah lebih dari satu tahun. Walaupun saya masih belum konsisten dalam menulis di blog, tetapi keputusan untuk tidak melakukan pemasifan blog ini adalah sesuatu yang tepat. Saya bisa kembali mengunjungi kenangan-kenangan yang saya abadikan dalam bentuk tulisan. Rinumangsa sudah saya urus layaknya anak saya sendiri. Terdengar berlebihan, tetapi saya benar-benar memperlakukan blog ini dengan hati-hati. Terima kasih Rinumangsa! Mari kita sebarkan lagi pengalaman hidup lainnya tahun depan!

Vera dan Vena
Duo Sumanta yang cukup mewarnai kehidupan saya. Kami jarang sekali bertemu tahun ini karena (kebanyakan) saya sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan. Berkali-kali membuat janji, berkali-kali pula harus atur jadwal ulang. Pertemuan kami masih bisa dihitung dengan jari. Apa pun yang terjadi, saya mensyukuri keberadaan mereka tahun lalu, tahun ini, dan tahun-tahun selanjutnya.

Teh Ver, Ven, thank you so much. Melbourne sounds perfect for us. Should we?

Prambanan Jazz 2019
Menyaksikan konser dengan latar kemegahan Candi Prambanan adalah sebuah pengalaman yang sulit dilupakan. Saya ikut menari bersama ratusan penonton saat GAC menyenandungkan Bahagia, menangis saat You Are The Reason dinyanyikan oleh Calum, sebal karena tidak bisa berdiri paling depan pas bagian Tulus, dilatih riffs and runs Cinta dan Rahasia oleh Teh Yura, dan bernostalgia bersama Yovie and Friends. Semuanya benar-benar masih terkenang di dalam pikiran dan memori ponsel. Terima kasih sudah menemani perjalanan menuju-dan-kembali yang penuh kegemasan, Teh Uli!

Menjadi pewara
Adalah sebuah kebanggaan sekaligus kengerian tersendiri saat Bu Ade, mamahnya para dubas, meminta saya untuk menjadi pewara pada kegiatan Gerakan Literasi Nasional. Pertama, saya tidak memiliki rekan pewara yang berarti saya akan berdiri di depan khalayak dan memandu kegiatan sendirian. Kedua, saya belum pernah bertugas sebagai pewara pada kegiatan akbar dan bertamu penting seperti GLN 2019. Ini adalah pengalaman pewara pertama saya. Pada saat kegiatan selesai, saya merasa bangga pada diri sendiri karena tidak pingsan di depan para tamu dan tidak mengalami serangan panik. Terima kasih, Bu Ade! Terima kasih, Balai Bahasa Jawa Barat!

"Kamu kayaknya duta bahasa paling gondrong," ujar Pak Dadang, Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, saat saya berpamitan dengan beliau.

Baik, saya akan segera cukur rambut.

Mencoba untuk menjadi vegetarian
Tentu saja, keputusan ini adalah sesuatu yang sangat sulit direalisasikan. Berawal dari menonton sebuah film dokumenter dan berakhir dengan keputusan menjadi vegetarian.

Sulit direalisasikan? Ya, karena saya masih sering tergoda dnegan kenikmatan daging ayam. Banyak pula yang mengkritik dan tidak mendukung keputusan saya untuk menjadi seorang vegetarian. 

Namun, saya sudah satu bulan penuh tanpa mengonsumsi daging. Sebuah pencapaian!

Les IELTS
Awal tahun 2019 saya meyakinkan diri untuk mengikuti seleksi beasiswa LPDP. Setelah menentukan disiplin ilmu yang saya inginkan dan kampus yang sesuai, walhasil saya mulai les IELTS. Saya sadar diri. Kemampuan berbahasa Inggris saya belum mumpuni dan perlu banyak dilatih. Saya dan Erma belajar bersama di salah satu lembaga pelatihan. Namun, pada akhirnya Erma mendaftar LPDP duluan dan saya harus memendam mimpi terlebih dahulu karena a) kampus yang saya inginkan tidak masuk daftar universitas mitra dan b) saya belum siap melaksanakan IELTS. 
Terima kasih, diri sendiri dan Erma! 

Berwisata ke Yogyakarta bersama SR Primagama
Perjalanan bersama seluruh staf Sekolah Rumah Primagama ke Yogyakarta pada Maret 2019 benar-benar mendefinisikan makna kekerabatan. Sebangku dengan Erma, memperhatikan Teh Uni yang memeragakan adegan film Munafik, dan merekam Pak Abay yang sedang bergoyang dengan Pak Uut adalah beberapa kebahagiaan yang saya rasakan selama berwisata ke Yogyakarta. Terima kasih, SR Primagama!

Semua film bagus
Saya bahagia sekali karena tahun ini saya bisa mengapresiasi cukup banyak mahakarya para sineas. Dimulai dengan Keluarga Cemara pada awal tahun hingga Last Christmas beberapa hari yang lalu. Saya merasa banyak belajar dari kisah-kisah para karakter dan keinginan saya untuk menjadi seorang penulis naskah semakin kuat. Film Indonesia favorit saya adalah Kucumbu Tubuh Indahku, Dua Garis Biru, Gundala, dan Perempuan Tanah Jahanam. 

1.814 km
Tak perlu saya jelaskan secara rinci, tapi jarak ini benar-benar mengenalkan saya pada cinta dan patah hati yang sebenarnya. Untuk seluruh panggilan pada malam hari, ucapan selamat pagi di Whatsapp, aroma parfum yang menguar hingga saat ini, dan mimpi saya yang perlu diredam serta mimpimu yang akan terus dilanjutkan; saya ucapkan terima kasih.
Aku mendoakan kebahagiaan selalu mendampingi kehidupanmu.

Secara garis besar, saya bersyukur masih bisa bertahan, bernapas, dan menikmati perjalanan kehidupan yang lir ibarat menaiki sebuah roller coaster. Saya tidak sabar untuk menyelami dan memaknai 2020.

Bagaimana kehidupan kalian? Baik-baik saja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar