Billiansyah Abdillah Corna, dari aktor teater SMA hingga pewara Aniversaeed 2019, memaparkan perspektifnya ihwal riasan wajah dan perawatan kulit.
Satu hal yang paling menguar saat bertemu dengan Billy (selain aroma parfumnya) adalah energi positif yang selalu ia berikan kepada orang di sekelilingnya. Tak jarang, energinya memenuhi satu ruangan kafe dan membuat pelanggan kafe lain melirik ke arahnya. Itu yang terjadi saat saya memutuskan untuk bertemu Billy di Upnormal Ciwalk. Baru juga lima menit ia sampai, celotehannya sudah mampu mengisi ruangan. Namun, siapa yang bisa menolak untuk menyimak antusiasme seseorang seperti Billy?
Billy sudah saya incar sejak tahun lalu.
Baik, kalimat itu terdengar aneh dan cenderung bernada seperti pembunuh berantai.
Proyek tulisan ini sudah saya rencanakan sejak tahun lalu. Saya merasa topik makeup and skincare di kalangan lelaki perlu mulai dibicarakan agar ketabuannya memudar dan Billy adalah figur tercocok untuk saya wawancarai. Sebenarnya saya sudah melakukan tanya jawab dengan Billy via Whatsapp tahun lalu, tetapi saya merasa ada yang kurang. Saya membutuhkan tatap langsung agar bisa memahami setiap ujaran yang Billy lontarkan. Saya dan Billy sepakat dalam satu hal; topik ini perlu dibahas dan banyak lelaki perlu disadarkan ihwal kepentingan merawat kulit.
Sembari menyeruput Aftenoon Boost (yang menurut saya luar biasa aneh), dia mengatakan bahwa 2014 adalah titik awal dari pengenalannya dengan riasan wajah (makeup). Saat itu, Billy diberikan kesempatan untuk menjadi pewara pada sebuah kegiatan Pentas Seni di sekolah. Dia merasa terintimidasi karena wajahnya bukanlah tipikal wajah yang layak dijadikan sebagai seorang pewara. "Dari segi fisik, banyak lah yang lebih pantas untuk jadi pewara," ujar Billy sambil memainkan sedotannya.
Walhasil, Billy mulai berkenalan dengan riasan wajah untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Dia mulai menggunakan lipstik karena merasa bibirnya sangat pucat. Merasa tidak cukup, Billy berkenalan dengan konsep shading. Lama-kelamaan, dia menggunakan seluruh riasan wajah untuk membuat dirinya lebih percaya diri.
"Belajar dari tutorial YouTube kayak video-videonya Jeffree Star," kata Billy saat ditanya ihwal di mana ia belajar merias wajah.
Billy juga mengakui bahwa dia cukup gentar saat ia harus membeli produk kecantikan. Walhasil, ia kerap mengajak temannya untuk berbelanja dan membelikan barang-barang yang ia butuhkan. Saat ditanya mengapa ia enggan membeli produk kecantikan sendirian, sempitnya pemahaman masyarakat ihwal topik ini adalah alasannya. Billy berkelakar bahwa ia bukanlah siapa-siapa. Jika seorang aktor kawakan berbelanja bedak, mungkin hal tersebut akan sangat lumrah. Namun, Billy yang membeli bedak? Billy yang bukan siapa-siapa? Tentu saja akan sangat aneh.
Saya hanya tertawa mendengar ucapan Billy. Bukan karena saya mengamini Billy bukan siapa-siapa. Saya menertawakan perspektif masyarakat yang menabukan hal-hal sederhana seperti riasan wajah.
Beruntung sekali Billy memiliki lingkungan pertemanan yang suportif, begitu pun keluarganya. Walaupun pada awalnya pihak keluarga mempertanyakan urgensi penggunaan produk kecantikan yang ia beli, tetapi mereka menerima pilihan Billy saat melihat ia menggunakan produk tersebut untuk pekerjaan. Selain itu, Billy juga memiliki seorang kakak yang mempelajari kecantikan secara akademis. Walhasil, ia sering menanyakan keamanan sebuah produk kepada kakaknya.
"Kalau menurut kamu, gimana sih pandangan laki-laki terhadap makeup sama skincare akhir-akhir ini?"
Billy mengunyah mi instan yang ia pesan untuk beberapa saat, lalu menjawab pertanyaan yang saya berikan. "Sedih, sih. Aku tuh sekarang lagi coba menyampanyekan kesadaran untuk merawat kulit. Bukan hanya buat laki-laki, tapi perempuan juga."
Menurut Billy, perspektif masyarakat yang menganggap kosmetik dan skincare hanyalah urusan wanita saja perlu diluruskan. Laki-laki juga diperkenankan menggunakan sesuai dengan kebutuhan. Jika riasan wajah itu meningkatkan percaya diri, mengapa kita harus melarangnya untuk menggunakan riasan wajah?
Bukan maksud untuk mendiskreditkan Indonesia, tetapi Billy menginginkan penerimaan terhadap pilihan pribadi seterbuka Australia. Saya dan Billy menyetujui satu hal; kerap kali masyarakat Indonesia memilih untuk menghakimi keputusan hidup seseorang secara verbal, sedangkan warga Australia bersikap lebih toleran. Kesadaran untuk mengurus kulit itu harus dianggap sesuatu yang lumrah. Seorang lelaki dilarang untuk diintimidasi ketika ia mengenakkan riasan wajah atau merawat kulitnya.
Penasaran, saya bertanya tips saat menggunakan riasan wajah kepada Billy. Tanpa pikir panjang, ia menjawab, "Makeup itu pada dasarnya untuk menutupi atau mengisi kekurangan, kalau semisal sudah merasa cukup ya gak perlu menggunakannya berlebihan. Tapi kalau kamu mau pakai untuk kesenangan, ya silakan. Asal bisa merawat kulit saja."
Billy, penggemar Maria Rahajeng garis keras, juga memberikan beberapa pantangan saat menggunakan produk perawatan kulit;
Pertama, jangan pernah memikirkan sesuatu yang kompleks. Bentuk muka dan kebutuhan kulit setiap orang itu berbeda. Jadi, alangkah lebih baik jika seseorang tahu dulu tujuan dan jenis kulitnya sendiri sebelum menggunakan produk perawatan.
Kedua, pakai yang kamu butuhkan. Jika kamu butuh pencuci muka antiminyak, ya pakai produk yang tepat. Jangan langsung membeli sesuatu yang marak atau populer digunakan oleh masyarakat.
Ketiga, mulai dengan produk yang murah. Siapa tahu produk itu cocok dengan kulitmu!
Keempat, bersabar! Jangan menuntut hasil yang maksimal dalam waktu yang minimal. Semuanya butuh waktu, begitu pun kulitmu!
Saat menutup wawancara, Billy mengatakan bahwa 2017 adalah momen di mana ia menyadari bahwa makeup yang ia butuhkan itu berasal dari dalam dirinya. Dia menyadari bahwa dulu ia memberikan tekanan untuk dirinya sendiri. Dia merasa perlu menggunakan makeup agar bisa tergabung dalam sebuah kelompok sosial tertentu.
Momen di mana ia merasa cukup adalah ketika seorang murid berkata kepada Billy, "Aku pengen bisa hebat kayak Kak Billy."
Sebuah pandangan sederhana terhadap prestasi yang telah Billy torehkan, bukan fisik yang ia tutupi dengan makeup. Tak aneh, memang. Billy yang memiliki sejumlah prestasi memang layak dijadikan seorang idola. Kepiawaiannya dalam memandu sebuah acara hingga pengalamannya mengikuti sebuah program pendidikan di Australia membuatnya dikagumi oleh banyak orang. Ucapan muridnya lir sebuah alarm bagi Billy untuk lebih membenahi kualitas dalam dirinya daripada terus-menerus menggunakan makeup sebagai sebuah tameng.
"I am beautiful just the way I am," pungkas Billy di pengujung wawancara kami.
"Hell yeah you are."
*****
Seluruh foto pada tulisan ini adalah hasil jepretan Megantara Wildan Triyana.
Diunggah setelah mendapatkan persetujuan pihak pemotret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar