Minggu, 01 Juli 2018

Surat Pendek untuk Anakku

Rasanya aneh ketika membaca pos ini secara keseluruhan. Memosisikan diri sebagai seorang ayah dan menulis surat untuk anak yang belum ada di dunia ini cukup membuat saya senyum-senyum sendiri. Namun, produktivitas dan kreativitas memang tidak bisa dibatasi oleh apa pun, kan? Haha. Berikut ini merupakan surat yang saya coba tulis untuk anak saya. Oh Tuhan, menuliskan kalimat sebelumnya saja sudah membuat saya ingin tertawa sekencang mungkin. 

Sumber: mustbethistalltoride.com
*****

Fitzroy Road, 1 Juli 2018.

Untuk Anakku.

Halo. Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja. Ayah menulis surat ini ketika ayah berumur dua puluh tiga tahun. Entah kapan kamu akan membaca pos ini, mungkin ketika dunia sudah mencapai 2040. Atau 2050. Entahlah. Hal yang perlu kamu ketahui adalah ayah menulis pos ini di Warrnambool. Tempat ayah bekerja selama tahun 2018. Tempat ayah memahami dan menerima diri ayah sendiri.

Nak, ayah menulis surat ini untukmu sebagai bentuk kasih sayang. Mungkin ketika kamu membaca surat ini, ayah sudah tidak ada di sampingmu. Atau, ayah masih ada dan sering memaksa kamu untuk belajar pada malam hari. Ayah harap, kamu bisa menemukan surat ini pada saat yang tepat. Kapan itu waktu yang tepat? Kamu akan memahaminya suatu saat nanti.

Nak, ayah belum tahu apa jenis kelamin kamu, tapi yang kamu harus tahu adalah jenis kelamin tidak membatasi dirimu untuk meraih cita-cita. Jika kamu laki-laki dan ingin menjadi seorang desainer baju atau perias, ayah sangat mendukung keputusanmu. Jika kamu perempuan dan ingin menjadi pemain sepak bola atau astronot, ayah akan sangat senang untuk mendukungmu. Tidak ada yang bisa membatasimu. Ingat itu. Kembangkan kreativitas kamu semaksimal mungkin. Jangan pernah biarkan orang lain menjatuhkan semangatmu dengan kalimat laki-laki kok mengerjakan pekerjaan perempuan atau sebaliknya. Kamu tahu potensi dirimu. Begitu pun ayahmu ini.

Nak, selalu hargai keputusan orang lain. Jangan sampai kamu menggurui orang lain hanya karena pendapatmu tidak sesuai dengan pendapat mereka. Dunia itu tempat kita untuk saling menghargai dan menjabat tangan, sayang. Tidak semua yang ada di dalam pikiranmu bisa direalisasikan. Kadang, kita memerlukan orang lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Jika kamu penasaran mengenai suatu hal, silakan bertanya pada orang yang lebih paham. Ingat, kamu harus menggunakan sopan santun. Senyum tidak akan membuatmu kesakitan, kan? Ayahmu ini paling jago masalah senyum. Jadi, kamu harus jago juga memberikan senyum untuk orang lain. Hehe.

Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan selama itu tidak menyakiti dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Kalau kamu mau mewarnai rambutmu, silakan. Kalau kamu mau menghabiskan waktu liburan sekolahmu di pesantren, silakan. Kalau kamu mau mendaki gunung, silakan. Mau ditindik atau ditato? Bicarakan dulu dengan ayah dan keluargamu. Kamu belum ditato atau ditindik, kan? Iya, kan?

Apakah kamu suka memperlihatkan rasa sayangmu dengan cara memeluk orang yang kamu sayang? Atau menulis surat? Atau mungkin dengan cara menggenggam telapak tangannya? Bagaimanpun caranya, ayah harap kamu bisa memperlihatkan rasa sayangmu kepada orang lain. Ayah tahu, itu adalah hal yang sulit. Tapi, rasa sayang yang kamu berikan bisa sangat berarti untuk orang lain. Dunia ini perlu diisi dengan kasih sayang. Terkadang, ada banyak orang yang tidak beruntung dan tidak mendapatkan kasih sayang dari orang lain. Kamu harus menyayangi mereka dengan cara dan kemampuan kamu sendiri. Belajar untuk berempati. Siap untuk memberikan bahumu kepada orang yang membutuhkan?

Nak, menangislah jika kamu butuh menangis. Sekencang mungkin jika itu diperlukan. Kamu itu manusia yang memiliki perasaan. Sebagai manusia, ada banyak masa di mana kamu akan merasa sedih karena banyak hal; tidak lulus ujian, belum memiliki pekerjaan, uang tabunganmu dihabiskan oleh ayah, tidak bisa membeli mainan, patah hati, dll. Kamu sangat diperbolehkan untuk menangis. Tapi kamu harus ingat kalau kamu perlu bangkit dari rasa sedih itu. Jangan sampai kamu malah tenggelam dalam perasaan muram. Kamu harus terus semangat untuk menggapai apa pun yang kamu cita-citakan.

Suatu waktu, ayahmu ini pernah memiliki rahasia besar dan sudah tidak bisa menampungnya sendirian. Untunglah, ayah memiliki sahabat yang bisa diandalkan dan berpikiran terbuka. Karena sahabat ayah itulah, akhirnya ayah bisa melanjutkan perjalanan hidup. Entah bagaimana akhir cerita ini jika ayah tidak bercerita kepada orang lain mengenai rahasia ayah. Jadi, kalau kamu sekarang memiliki rahasia yang sangat besar dan tidak bisa menahannya lagi sendirian, ayah akan menjadi orang yang selalu siap untuk menyimak kisahmu. Bahkan rahasia terberatmu. Jangan sampai kamu berpikiran jika ayah akan membencimu karena rahasia itu. Rasa sayang ayah tidak akan hilang oleh apa pun. 

Kamu juga harus melakukan hal yang sama. Jadi penyimak yang baik untuk orang lain. Kalau temanmu membutuhkan kamu untuk menyimak cerita dia, simaklah dengan baik. Bahkan ketika dia memiliki masalah yang berat dan kamu tidak memiliki saran apa pun, simak saja. Terkadang, manusia hanya membutuhkan telinga dan bahu. Ingat ya, Nak. Kamu harus jago menyimak, bukan mendengar atau mendengarkan saja. Tahu perbedaannya, kan? Kalau kamu belum tahu, tanya guru bahasa Indonesiamu. Atau coba cari maknanya di Internet. Atau, perlu ayah ceramahi selama berjam-jam?

Kamu harus terus belajar, Nak. Jika kamu ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas, boleh. Kalau kamu ingin mengikuti les, silakan. Cari pengalaman sebanyak mungkin. Ayah selalu percaya jika dunia ini tempat kamu untuk belajar dan mencoba hal-hal baru. Gagal? Bangkit lagi. Sukses? Bersyukur, lalu coba tularkan kesuksesan itu kepada orang lain. Jangan mudah puas. 

Nak, mencintai seseorang adalah perasaan yang manusiawi. Jika kamu sudah jatuh cinta sekarang, cintailah orang itu semaksimal mungkin. Selalu bertanggung jawab dan hargai pasanganmu. Jatuh cinta itu menyatukan dua hati menjadi satu. Tidak bisa kamu memaksakan kehendakmu. Kalau kamu membaca pos ini pada umur di bawah tujuh belas tahun dan belum memahami makna jatuh cinta, kembali lagi pas umurmu lebih dewasa ya. Pesan ayah; cintailah siapa pun yang kamu mau dengan sepenuh hati. Laki-laki, perempuan, lebih tua, lebih muda. Siapa pun. Selama kamu bisa bertanggung jawab dan bisa menghargai pasanganmu, ayah akan selalu mendukungmu.

Terakhir, ayah ingin kamu bahagia. Jika kamu belum bisa membahagiakan dirimu sendiri, ayah akan berusaha membuatmu bahagia. Bagaimana pun caranya. Jangan pernah menyakiti siapa pun. Mungkin kamu sudah hapal tiga kata yang harus kamu sampaikan; maaf, terima kasih, dan tolong. Kata-kata itu bisa membuat dunia ini lebih baik. Ingat, hidup di dunia ini bukan hanya tentang dirimu sendiri. Tapi, antara kamu dan orang lain juga.

Salam sayang,


Ayah.

Catatan tambahan:
Ayah bercanda. Ayah tidak akan menghabiskan uang tabunganmu.


3 komentar:

  1. Kok saya yang malah terharu. Nak, perkenalkan: saya kawan ayahmu. Panggil saja Om Ganteng.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om ini narsis dari dulu.....percaya dirinya boleh ditiru!

      Hapus
  2. Nak, ini teman ayah. Ayah kenal dia saat pemilihan Dubas Jabar. Apa itu Dubas Jabar? Coba cek pos ayah yang lain! Teman ayah ini jago sekali berbahasa Arab. Kalau kamu mau belajar, boleh hubungi dia. Tapi, kalau kamu tidak mau memanggilnya dengan sebutan Om Ganteng juga tidak apa-apa. Seingat ayah, belum ada yang memanggilnya dengan sebutan itu.

    BalasHapus