Minggu, 19 Januari 2020

untuk masa laluku tersayang


Dawn Marie
Halo, Zain.
Apa kabar? Semoga kamu selalu baik-baik saja.
Semoga surat ini datang pada waktu yang tepat. Saat kamu membutuhkan asupan semangat atau waktu kamu kehilangan harapanmu satu persatu dan merasa dunia tidak bertindak adil sama sekali. Semoga surat ini bisa menenangkanmu.
Aku menuliskan surat ini di sebuah indekos sembari menikmati secangkir kopi kemasan. Kamu harus percaya kalau aku mendidihkan air untuk kopi itu di dalam rice cooker. Kamu tak perlu memasang raut wajah kebingungan! Ketika kamu beranjak dewasa, kamu akan memahami bahwa banyak benda yang bersifat multifungsi.  Seperti tempat pensil yang sering kaujadikan rumah capung. Contoh  lain adalah laptop yang aku pakai untuk menuliskan surat ini. Biasanya aku gunakan untuk menyelesaikan tugas kantor, menonton film, mendengarkan musik, dan sekarang aku menggunakannya untuk menulisimu sesuatu. Tenang, Adik Kecil. Surat ini tidak mengantarkan berita buruk. Sebaliknya, aku ingin memberimu sebuah kabar bahagia dan sedikit nasihat agar hidupmu lebih tenteram. Agar kamu mampu berdamai dengan dirimu sendiri.
Zain, aku di sini ingin meyakinkanmu bahwa semuanya baik-baik saja, sampai detik saat aku menuliskan surat ini. Kamu akan baik-baik saja. Kamu berjuang sangat keras hingga bisa melewati berbagai masa kelam dan terus melanjutkan hidup. Walaupun kamu terkadang merasa tersesat dan sulit menemukan jalan pulang, akhirnya kamu akan sampai rumah dengan selamat. Walaupun kamu merasa masa depan tidak terlalu meyakinkan. Aku mau kamu percaya padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Aku tahu betapa kecewanya kamu pada dirimu sendiri ketika kamu tidak bisa menjadi apa yang kaumau. Menjadi dirimu sendiri. Aku tahu betapa kuatnya kamu menahan diri agar tidak berteriak di dalam kelas saat gurumu berbicara jadilah dirimu sendiri, Anak-anak. Kamu merasa mereka sedang membual dan hanya ingin kita menjadi apa yang mereka inginkan. Aku bangga padamu, Zain. Betapa kamu kuat bisa menahan semuanya dan memendamnya dalam-dalam. Walaupun semuanya kerap membebani setiap rongga hatimu. Semua akan indah pada waktunya. Saat ini, aku pun masih berjuang untuk menjadi diri sendiri. Aku belum bisa meyakinkanmu bahwa semuanya sudah seperti yang kamu inginkan. Masih perlu waktu, Dik. Namun, aku bisa yakinkan kamu bahwa ada orang-orang yang sudah bisa menerimamu apa adanya. Kamu akan merasa lega saat bersama mereka. Oleh karena itu, bertahanlah sedikit. Aku tahu kamu kuat menghadapinya.
Kamu selalu menangis saat melihat sesuatu yang kamu rasa janggal? Kucing dipukul? Tidak bisa membela temanmu yang disalahkan? Menonton film India dengan konflik rumah tangga yang rumit? Aku tahu kamu selalu berusaha menahan tangismu agar tidak mengalir sembarangan. Kamu bisikan di kepalamu bahwa jika kamu menangis semuanya akan sangat memalukan dan kamu malah menjadi bahan tertawaan. Aku bangga karena kamu sudah bisa menahan tangisanmu, tetapi tetap menghidupkan rasa itu di dalam hatimu. Terima kasih sudah mengajarkanku tentang menghargai dan menyayangi orang lain.
Hidup terus berjalan dan sekarang aku bisa mencapai banyak hal. Semuanya karenamu, Zain. Kamu akan berkuliah! Bukan di kampus yang kamu inginkan (Maaf sekali!), tetapi kamu akan mendapat banyak kesempatan untuk berkembang dan menjadi sosok yang lebih baik lagi. Kamu lulus tepat waktu, walaupun dengan beberapa nilai C. Tidak apa-apa. C bukanlah akhir dari segalanya. Ingat, ya! Kamu tidak akan kehilangan tekanan darah saat mendapatkan nilai C. Sing kalem, bageur. Hal mengejutkan lainnya adalah kamu terpilih menjadi seorang duta. Can you even imagine, Dik? Kamu adalah salah satu duta dan mempunyai sebuah samir (semacam selendang yang sering digunakan oleh duta, lo!). Aku juga terkadang masih belum percaya. Seorang Zain yang kalau berbicara di depan umum selalu gemetar bisa memenangkan sebuah kontes duta. Selain itu, kamu akan menginjakkan kaki di Australia dan hidup di sana selama setahun. Mimpimu untuk pergi ke luar negeri akan tercapai dan semuanya karena kamu sudah berjuang keras. Kalau dibuat sebuah daftar, pencapaian kamu akan sangat banyak. Sebuah bukti bahwa kamu akan sangat bangga atas kehidupanmu.
Oh ya, terima kasih pula untuk hobi menulis yang sudah kamu latih sejak kecil. Aku tahu betul buku favoritmu dan buku yang membuatmu ingin menjadi seorang pencerita yang hebat: Tom Sawyer Anak Amerika. Buku yang kamu temukan di pojokan perpustakaan SD. Buku itu memantik semangatmu untuk menuliskan cerita-cerita berdasarkan ledakan imajinasi yang ada di dalam otakmu. Aku masih menulis. Keinginanmu untuk menulis novel sejak dulu belum juga tercapai. Semakin kamu beranjak dewasa, semakin kamu tidak memiliki waktu yang tepat untuk menulis. Gunakan waktumu sebaik mungkin, Zain. Tulis semua cerita yang ada di otakmu. Jangan sampai mereka tidak diabadikan dalam bentuk tulisan. Sekarang aku lebih sering menulis di blog. Mencoba untuk mengabadikan setiap kisah hidup yang kulewati di sana. Kamu bisa berkunjung sesekali untuk bernostalgia.
Namun, hidup itu memang adil. Aku harus menceritakan juga bahwa kegagalan sering menghadang dan menguji kesabaranmu. Akan ada hari-hari buruk di mana kamu sangat terpuruk dan merasa tidak sanggup melanjutkan semuanya. Pikiranmu diisi secara terus-menerus oleh memori buruk yang terjadi dalam hidupmu. Tanpa ampun. Tanpa waktu istirahat sedetik pun. Sakit yang dibawa oleh memori-memori sialan itu menuntut untuk kamu rasakan. Satu hari kamu akan terlelap di tengah-tengah tangismu dan merasa pil-pil tidur itu menolongmu untuk bisa jauh lebih tenang.
Hari lainnya kamu hanya ingin semuanya berakhir. Ingin semua sakit dan kecewa yang menyelimutimu enyah. Semua perkataan buruk menguasai otakmu hingga kamu selalu nyaris percaya bahwa kamu sama sekali tidak berguna. Sayang, kamu pasti bisa melewatinya. Teriaklah di dalam bak mandi untuk mengeluarkan semua amarahmu, seperti yang sering kamu lakukan. Jangan sakiti diri sendiri. Jangan pula menyakiti orang lain. Mereka tidak berhak mendapatkan rasa sakit yang ditimbulkan olehmu. Mereka tidak tahu apa-apa, Dik.
Akan hadir pula hari-hari saat seluruh memori indah mengepung pikiranmu dan membuatmu tak ingin beranjak. Kamu berharap bisa kembali ke masa indah itu dan menetap di sana. Namun, kamu tahu betul cara kerja waktu yang terus melaju, enggan untuk beristirahat. Oleh karena itu, bangkit kembali. Jadikan memori indah itu sebagai lecutan semangat yang akan membawamu ke sebuah epilog yang menyenangkan.
Zain, aku tahu kamu enggan untuk berbicara terlalu banyak. Kamu selalu lebih memilih untuk mendengar. Namun, akan lebih baik jika kamu pun mau mendengarkan masukan orang lain. Jangan merasa idemu yang paling baik, Dik. Jangan sampai kamu merasa lebih cemerlang dan menganggap masukan orang lain hanyalah bintang redup yang tak layak diperhatikan. Hati kecilmu tahu betul mana yang lebih baik: keinginanmu atau ujaran temanmu. Kamu hanya perlu lebih rendah hati dan menerima masukan temanmu secara lapang dada. Percaya padaku, Zain. Hidupmu akan lebih baik saat kamu mau menerima masukan orang lain. Kecuali, gaya berpakaian kamu. Eksplorasi terus cara berpakaianmu sampai kamu tahu mana yang nyaman kamu gunakan. Gayamu tidak akan menyakiti perasaan mereka sama sekali. Kalau kamu terlalu mendengarkan ocehan orang tentang baju yang kamu gunakan, kamu akan banyak ketakutan seperti aku sekarang. HA HA
Karena kamu suka sekali membaca, aku yakin kamu tidak bosan dengan surat ini, kan? Satu hal lagi ya, Dik?
Kamu akan jatuh cinta berkali-kali, lalu patah hati terus-menerus. Kamu merasa sudah memberikan yang terbaik untuk seseorang, tetapi masih saja gagal menjalin hubungan. Tidak apa-apa. Namanya juga proses, Dik. Hatimu yang patah akan menuntunmu lebih hati-hati dalam jatuh hati. Kalau kamu sedang berpacaran sekarang (berpacaran terdengar menggelikan saat kamu sudah berusia seperempat abad), jangan sampai kamu membuat dia sakit hati. Berani untuk mengatakan aku sayang kamu karena dia sering membutuhkan kata-kata itu. Jangan tiba-tiba menghilang begitu saja. Dia ingin tahu kabarmu. Jangan membuat orang lain menunggumu tanpa sebuah kepastian.
Kalaupun kamu sedang tidak mencintai siapa-siapa, jangan jatuh cinta lekas-lekas. Nikmati setiap proses sampai detik di mana kamu siap membuat sebuah cerita romansa dengannya. Cinta yang buru-buru akan menghasilkan patah hati berkepanjangan. Itu hasil dari pengalaman, Zain. Percaya, ya? Jomlo bukanlah biang malu yang patut disembunyikan. Semua fase hidup, sendiri atau berdua, akan mendewasakanmu secara perlahan. Jangan mempermainkan perasaan orang lain!
Baik, Dik. Sekian surat ini kutuliskan hanya untukmu. Semoga kamu bisa lebih tenang dalam menjalankan hidup dan percaya pada masa depan yang sedang menantimu. Saat kamu sudah di titik jenuh dan tidak yakin pada diri sendiri, bacalah surat pendek ini untuk sedikit menenangkan. Kamu akan sampai pada masa bahagia; saat kamu bisa menjadi diri sendiri dan mencapai mimpimu. Sekarang kamu sedang berada di salah satu peron stasiun, menunggu perjalanan selanjutnya. Kamu akan sampai di stasiun terakhir di mana aku sedang menunggumu. Kamu terlihat lelah, tetapi senyum terus terpahat di bibirmu. Aku akan memelukmu erat dan menyelamatimu yang sudah selamat sampai titik pertemuan. Jika kita sudah bersama, kuceritakan semua rencana hidup yang akan kita tempuh. Kamu akan menyukainya.

Salam sayang,


Zain



1 komentar:

  1. Zain,kamu hebat. Sungguh. Kamu adalah orang yang bisa menghidupkan lagi jiwa yang nampaknya hampir mati..

    BalasHapus