Halo, Zain.
Apa kabar? Semoga
kamu selalu baik-baik saja.
Semoga surat ini
datang pada waktu yang tepat. Saat kamu membutuhkan asupan semangat atau waktu
kamu kehilangan harapanmu satu persatu dan merasa dunia tidak bertindak adil
sama sekali. Semoga surat ini bisa menenangkanmu.
Aku menuliskan
surat ini di sebuah indekos sembari menikmati secangkir kopi kemasan. Kamu
harus percaya kalau aku mendidihkan air untuk kopi itu di dalam rice cooker. Kamu tak perlu memasang
raut wajah kebingungan! Ketika kamu beranjak dewasa, kamu akan memahami bahwa
banyak benda yang bersifat multifungsi. Seperti
tempat pensil yang sering kaujadikan rumah capung. Contoh lain adalah laptop yang aku pakai untuk
menuliskan surat ini. Biasanya aku gunakan untuk menyelesaikan tugas kantor,
menonton film, mendengarkan musik, dan sekarang aku menggunakannya untuk
menulisimu sesuatu. Tenang, Adik Kecil. Surat ini tidak mengantarkan berita
buruk. Sebaliknya, aku ingin memberimu sebuah kabar bahagia dan sedikit nasihat agar hidupmu lebih tenteram.
Agar kamu mampu berdamai dengan dirimu sendiri.
Zain, aku di sini
ingin meyakinkanmu bahwa semuanya baik-baik saja, sampai detik saat aku
menuliskan surat ini. Kamu akan baik-baik saja. Kamu berjuang sangat keras hingga
bisa melewati berbagai masa kelam dan terus melanjutkan hidup. Walaupun kamu
terkadang merasa tersesat dan sulit menemukan jalan pulang, akhirnya kamu akan
sampai rumah dengan selamat. Walaupun kamu merasa masa depan tidak terlalu
meyakinkan. Aku mau kamu percaya padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Aku tahu betapa
kecewanya kamu pada dirimu sendiri ketika kamu tidak bisa menjadi apa yang
kaumau. Menjadi dirimu sendiri. Aku tahu betapa kuatnya kamu menahan diri agar
tidak berteriak di dalam kelas saat gurumu berbicara jadilah dirimu sendiri, Anak-anak. Kamu merasa mereka sedang
membual dan hanya ingin kita menjadi apa yang mereka inginkan. Aku bangga
padamu, Zain. Betapa kamu kuat bisa menahan semuanya dan memendamnya
dalam-dalam. Walaupun semuanya kerap membebani setiap rongga hatimu. Semua akan
indah pada waktunya. Saat ini, aku pun masih berjuang untuk menjadi diri
sendiri. Aku belum bisa meyakinkanmu bahwa semuanya sudah seperti yang kamu
inginkan. Masih perlu waktu, Dik. Namun, aku bisa yakinkan kamu bahwa ada
orang-orang yang sudah bisa menerimamu apa adanya. Kamu akan merasa lega saat
bersama mereka. Oleh karena itu, bertahanlah sedikit. Aku tahu kamu kuat
menghadapinya.
Kamu selalu
menangis saat melihat sesuatu yang kamu rasa janggal? Kucing dipukul? Tidak
bisa membela temanmu yang disalahkan? Menonton film India dengan konflik rumah
tangga yang rumit? Aku tahu kamu selalu berusaha menahan tangismu agar tidak
mengalir sembarangan. Kamu bisikan di kepalamu bahwa jika kamu menangis
semuanya akan sangat memalukan dan kamu malah menjadi bahan tertawaan. Aku
bangga karena kamu sudah bisa menahan tangisanmu, tetapi tetap menghidupkan
rasa itu di dalam hatimu. Terima kasih sudah mengajarkanku tentang menghargai
dan menyayangi orang lain.
Hidup terus
berjalan dan sekarang aku bisa mencapai banyak hal. Semuanya karenamu, Zain.
Kamu akan berkuliah! Bukan di kampus yang kamu inginkan (Maaf sekali!), tetapi kamu akan mendapat banyak kesempatan untuk
berkembang dan menjadi sosok yang lebih baik lagi. Kamu lulus tepat waktu,
walaupun dengan beberapa nilai C. Tidak apa-apa. C bukanlah akhir dari
segalanya. Ingat, ya! Kamu tidak akan kehilangan tekanan darah saat mendapatkan
nilai C. Sing kalem, bageur. Hal
mengejutkan lainnya adalah kamu terpilih menjadi seorang duta. Can you even imagine, Dik? Kamu adalah
salah satu duta dan mempunyai sebuah samir (semacam selendang yang sering
digunakan oleh duta, lo!). Aku juga terkadang masih belum percaya. Seorang Zain
yang kalau berbicara di depan umum selalu gemetar bisa memenangkan sebuah
kontes duta. Selain itu, kamu akan menginjakkan kaki di Australia dan hidup di
sana selama setahun. Mimpimu untuk pergi ke luar negeri akan tercapai dan
semuanya karena kamu sudah berjuang keras. Kalau dibuat sebuah daftar,
pencapaian kamu akan sangat banyak. Sebuah bukti bahwa kamu akan sangat bangga
atas kehidupanmu.
Oh ya, terima kasih
pula untuk hobi menulis yang sudah kamu latih sejak kecil. Aku tahu betul buku
favoritmu dan buku yang membuatmu ingin menjadi seorang pencerita yang hebat:
Tom Sawyer Anak Amerika. Buku yang kamu temukan di pojokan perpustakaan SD.
Buku itu memantik semangatmu untuk menuliskan cerita-cerita berdasarkan ledakan
imajinasi yang ada di dalam otakmu. Aku masih menulis. Keinginanmu untuk
menulis novel sejak dulu belum juga tercapai. Semakin kamu beranjak dewasa,
semakin kamu tidak memiliki waktu yang tepat untuk menulis. Gunakan waktumu
sebaik mungkin, Zain. Tulis semua cerita yang ada di otakmu. Jangan sampai
mereka tidak diabadikan dalam bentuk tulisan. Sekarang aku lebih sering menulis
di blog. Mencoba untuk mengabadikan setiap kisah hidup yang kulewati di sana. Kamu
bisa berkunjung sesekali untuk bernostalgia.
Namun, hidup itu
memang adil. Aku harus menceritakan juga bahwa kegagalan sering menghadang dan
menguji kesabaranmu. Akan ada hari-hari buruk di mana kamu sangat terpuruk dan
merasa tidak sanggup melanjutkan semuanya. Pikiranmu diisi secara terus-menerus
oleh memori buruk yang terjadi dalam hidupmu. Tanpa ampun. Tanpa waktu
istirahat sedetik pun. Sakit yang dibawa oleh memori-memori sialan itu menuntut
untuk kamu rasakan. Satu hari kamu akan terlelap di tengah-tengah tangismu dan
merasa pil-pil tidur itu menolongmu untuk bisa jauh lebih tenang.
Hari lainnya kamu
hanya ingin semuanya berakhir. Ingin semua sakit dan kecewa yang menyelimutimu
enyah. Semua perkataan buruk menguasai otakmu hingga kamu selalu nyaris percaya
bahwa kamu sama sekali tidak berguna. Sayang, kamu pasti bisa melewatinya.
Teriaklah di dalam bak mandi untuk mengeluarkan semua amarahmu, seperti yang
sering kamu lakukan. Jangan sakiti diri sendiri. Jangan pula menyakiti orang
lain. Mereka tidak berhak mendapatkan rasa sakit yang ditimbulkan olehmu.
Mereka tidak tahu apa-apa, Dik.
Akan hadir pula
hari-hari saat seluruh memori indah mengepung pikiranmu dan membuatmu tak ingin
beranjak. Kamu berharap bisa kembali ke masa indah itu dan menetap di sana.
Namun, kamu tahu betul cara kerja waktu yang terus melaju, enggan untuk beristirahat.
Oleh karena itu, bangkit kembali. Jadikan memori indah itu sebagai lecutan
semangat yang akan membawamu ke sebuah epilog yang menyenangkan.
Zain, aku tahu kamu
enggan untuk berbicara terlalu banyak. Kamu selalu lebih memilih untuk
mendengar. Namun, akan lebih baik jika kamu pun mau mendengarkan masukan orang
lain. Jangan merasa idemu yang paling baik, Dik. Jangan sampai kamu merasa
lebih cemerlang dan menganggap masukan orang lain hanyalah bintang redup yang
tak layak diperhatikan. Hati kecilmu tahu betul mana yang lebih baik:
keinginanmu atau ujaran temanmu. Kamu hanya perlu lebih rendah hati dan
menerima masukan temanmu secara lapang dada. Percaya padaku, Zain. Hidupmu akan
lebih baik saat kamu mau menerima masukan orang lain. Kecuali, gaya berpakaian kamu. Eksplorasi terus cara berpakaianmu
sampai kamu tahu mana yang nyaman kamu gunakan. Gayamu tidak akan menyakiti
perasaan mereka sama sekali. Kalau kamu terlalu mendengarkan ocehan orang
tentang baju yang kamu gunakan, kamu akan banyak ketakutan seperti aku
sekarang. HA HA
Karena kamu suka
sekali membaca, aku yakin kamu tidak bosan dengan surat ini, kan? Satu hal lagi
ya, Dik?
Kamu akan jatuh
cinta berkali-kali, lalu patah hati terus-menerus. Kamu merasa sudah memberikan
yang terbaik untuk seseorang, tetapi masih saja gagal menjalin hubungan. Tidak
apa-apa. Namanya juga proses, Dik. Hatimu yang patah akan menuntunmu lebih
hati-hati dalam jatuh hati. Kalau kamu sedang berpacaran sekarang (berpacaran terdengar menggelikan saat kamu
sudah berusia seperempat abad), jangan sampai kamu membuat dia sakit hati.
Berani untuk mengatakan aku sayang kamu karena
dia sering membutuhkan kata-kata itu. Jangan tiba-tiba menghilang begitu saja.
Dia ingin tahu kabarmu. Jangan membuat orang lain menunggumu tanpa sebuah
kepastian.
Kalaupun kamu
sedang tidak mencintai siapa-siapa, jangan jatuh cinta lekas-lekas. Nikmati
setiap proses sampai detik di mana kamu siap membuat sebuah cerita romansa
dengannya. Cinta yang buru-buru akan menghasilkan patah hati berkepanjangan.
Itu hasil dari pengalaman, Zain. Percaya, ya? Jomlo bukanlah biang malu yang
patut disembunyikan. Semua fase hidup, sendiri atau berdua, akan mendewasakanmu
secara perlahan. Jangan mempermainkan perasaan orang lain!
Baik, Dik. Sekian
surat ini kutuliskan hanya untukmu. Semoga kamu bisa lebih tenang dalam
menjalankan hidup dan percaya pada masa depan yang sedang menantimu. Saat kamu
sudah di titik jenuh dan tidak yakin pada diri sendiri, bacalah surat pendek
ini untuk sedikit menenangkan. Kamu akan sampai pada masa bahagia; saat kamu
bisa menjadi diri sendiri dan mencapai mimpimu. Sekarang kamu sedang berada di
salah satu peron stasiun, menunggu perjalanan selanjutnya. Kamu akan sampai di
stasiun terakhir di mana aku sedang menunggumu. Kamu terlihat lelah, tetapi
senyum terus terpahat di bibirmu. Aku akan memelukmu erat dan menyelamatimu
yang sudah selamat sampai titik pertemuan. Jika kita sudah bersama, kuceritakan
semua rencana hidup yang akan kita tempuh. Kamu akan menyukainya.
Salam sayang,
Zain
Zain,kamu hebat. Sungguh. Kamu adalah orang yang bisa menghidupkan lagi jiwa yang nampaknya hampir mati..
BalasHapus